Sabtu, 16 Februari 2013

KONFERENSI KAMAR KOSONG

Korespondensi kita hanyalah soal benang-benang
hasil buah pikir yang menitis pada tinta basah.
Seperti halnya saat kau duduk menyulam kelambu yang kita pakai berdua.

Dialog bagi kita terdiam mengutuk sepoi
yang ditiupkan tembok putih pada asbak berlumur tembakau.
Sekedar menegur pelan pada benang-benang
yang segan untuk terurai.

Hingga tubuhmu pun menggigil, sedang kelambu
belum sempat hadir menyelubungi kulitmu
yang sepucat pagi di musim beku.
Tinggal saraf-sarafku mulai berkeliaran, menebar nafas
pada sela-sela lipatan memori. Melepas satu persatu yang melekat.

Dan sebagaimana kita tahu, yang tertinggal
hanya deru di balik benang-benang kusut
yang tak sempat jadi kelambu.


-Balapulang, 29 Oktober 2012-