Dalam kesunyian malam gulita,
terkoyaklah kelopak kerinduan,
indah terhampar di sudut mata,
sirna dalam pekatnya
kabut-kabut kebencian. . .
Jauh terasa kenyataan hidup.
Terjatuh ku dalam kelamnya penantian,
Nikmati setumpuk kesedihan,
teronggok diam di sisi hati.
Nantikan saat ‘tuk kembali,
peluk hati yang t’lah tersayat perih,
memupuk duka tiada ‘kan sirna. . .
Bertahan tak lagi sanggup,
semua alasan tiada guna,
sesal ku tahu namamu.
Telah merobohkan, kokohnya batang kehidupan.
Mencabut paksa, akar kepercayaan.
Rontokkan daun-daun bahagiaku.
Musnahkan semua memori,
saat kau tak temani lagi. . .
Sendiri, sunyi, sepi,
mulai rasuki diri,
hingga langit kian tak tergapai.
Terlalu tinggi semua yang teraih.
Terlalu jauh harapan dari cinta.
Tiada yang sanggup hapuskan luka dariku. . .
Sampai kini,
Aku masih sendiri,
Aku masih terluka. . . .
[Indra Airlangga]
Balapulang, 15 November 2010
Minggu, 19 Desember 2010
Pesan Dari Hati
Adinda, dalam malam mengantar hening
sampaikan pesan di sisi jiwa nan bening
untuk kau cerna di terang hati
jadi pelita di gelap hari
Ku lihat kini, kaumulai merapuh
lama tersesat meraba kabut
tanggalkanlah semua angkuh
biar mimpi peluk hati hingga fajar bersambut
Hari terasa biaskan mata
terkecoh angin pada arahmu
hati telah retak karena cinta
rantai hidup belenggu sayapmu
Tak perlu tangisi sudah
luka perih kian bernanah
karena bunga tiada ‘kan semi
dan burung-burung enggan bernyanyi
Biar waktu hanyutkan sedihmu
jauhi dirimu terbawa luas samudera
kenanglah tawa kita di kala itu
saat tiada tangis meraja sukma
Mungkin ragaku tak selamanya akan
jaga hatimu hingga senja
tapi kau’kan selalu temukan ku ada
bersama pagi yang kausambut dengan senyuman
[Indra Airlangga]
Balapulang, 1 Juni 2010
sampaikan pesan di sisi jiwa nan bening
untuk kau cerna di terang hati
jadi pelita di gelap hari
Ku lihat kini, kaumulai merapuh
lama tersesat meraba kabut
tanggalkanlah semua angkuh
biar mimpi peluk hati hingga fajar bersambut
Hari terasa biaskan mata
terkecoh angin pada arahmu
hati telah retak karena cinta
rantai hidup belenggu sayapmu
Tak perlu tangisi sudah
luka perih kian bernanah
karena bunga tiada ‘kan semi
dan burung-burung enggan bernyanyi
Biar waktu hanyutkan sedihmu
jauhi dirimu terbawa luas samudera
kenanglah tawa kita di kala itu
saat tiada tangis meraja sukma
Mungkin ragaku tak selamanya akan
jaga hatimu hingga senja
tapi kau’kan selalu temukan ku ada
bersama pagi yang kausambut dengan senyuman
[Indra Airlangga]
Balapulang, 1 Juni 2010
Sabtu, 18 Desember 2010
Biar Sendiri
Dingin ku raba malam
Sepi ku genggam erat
Hilang rupa tanpa rasa
Hendak ke mana sayapku terbang?
Tiada tujuan
Tersesat arah
Rindukan satu hati
Sarat cinta tanpa emosi
Karena sayap telah lelah
Karena langkah telah letih
Biar ku kecap sedikit damai
Bisa ku hirup secuil nurani
Barang sekejap
Tiada apa
Lalu pergilah kalian
Biar aku sendiri tanpa caci
Biar aku merana tanpa cinta
Biar aku mati tanpa hati. . .
[Indra Airlangga]
Balapulang, 18 Juli 2010
Sepi ku genggam erat
Hilang rupa tanpa rasa
Hendak ke mana sayapku terbang?
Tiada tujuan
Tersesat arah
Rindukan satu hati
Sarat cinta tanpa emosi
Karena sayap telah lelah
Karena langkah telah letih
Biar ku kecap sedikit damai
Bisa ku hirup secuil nurani
Barang sekejap
Tiada apa
Lalu pergilah kalian
Biar aku sendiri tanpa caci
Biar aku merana tanpa cinta
Biar aku mati tanpa hati. . .
[Indra Airlangga]
Balapulang, 18 Juli 2010
Puisi Cinta I
Malam menyurut tinggalkan luka
Lelahkan langkah kita sepanjang waktu
Riuh hari berganti sepi
Rebahkan jiwamu di peraduan janji
Kita jalin impian uraikan rasa
‘Kan ku tancapkan pusaka hati
Cinta nan suci hingga kau mengerti
Kelak rindu 'kan bawa anganmu padaku. . .
Usah kaulawan hati
Biar sinar gemintang tuntun arah kita
Walau cinta jauh terasa dari nyata
Karena hati kita yang 'kan rasa
Pandanglah jauh ke cakrawala
Di sanalah dua hati terpaut
Dalam ikatan abadi cinta sejati
Yang cerahkan suram dunia. . .
Ingin ku tatap matamu selamanya
Tanpa ada terpejam barang sejenak
Meski sang waktu terus menjauh
Iringi jalan kita satukan cita
Percayakan hatimu 'kan ku jaga sepenuh jiwa
Dan kita 'kan terus hidup dalam impian zaman
Tanpa ada ombak yang rapuhkan kita
Tanpa ada benci yang rusakkan jiwa. . .
Semoga cinta ini 'kan selalu mekar
Laksana sakura di kala semi
Semoga sayang ini takkan pudar
Seperti langit yang teduhkan dunia
Jangan serahkan dirimu pada nasib
Karena nasib bukan untuk cinta
Lepaskan belenggu dunia raih cinta hakiki
Terbangkan sayap kita menuju surga cinta berdua. . . .
[Indra Airlangga]
Balapulang, 3 Agustus 2010
Lelahkan langkah kita sepanjang waktu
Riuh hari berganti sepi
Rebahkan jiwamu di peraduan janji
Kita jalin impian uraikan rasa
‘Kan ku tancapkan pusaka hati
Cinta nan suci hingga kau mengerti
Kelak rindu 'kan bawa anganmu padaku. . .
Usah kaulawan hati
Biar sinar gemintang tuntun arah kita
Walau cinta jauh terasa dari nyata
Karena hati kita yang 'kan rasa
Pandanglah jauh ke cakrawala
Di sanalah dua hati terpaut
Dalam ikatan abadi cinta sejati
Yang cerahkan suram dunia. . .
Ingin ku tatap matamu selamanya
Tanpa ada terpejam barang sejenak
Meski sang waktu terus menjauh
Iringi jalan kita satukan cita
Percayakan hatimu 'kan ku jaga sepenuh jiwa
Dan kita 'kan terus hidup dalam impian zaman
Tanpa ada ombak yang rapuhkan kita
Tanpa ada benci yang rusakkan jiwa. . .
Semoga cinta ini 'kan selalu mekar
Laksana sakura di kala semi
Semoga sayang ini takkan pudar
Seperti langit yang teduhkan dunia
Jangan serahkan dirimu pada nasib
Karena nasib bukan untuk cinta
Lepaskan belenggu dunia raih cinta hakiki
Terbangkan sayap kita menuju surga cinta berdua. . . .
[Indra Airlangga]
Balapulang, 3 Agustus 2010
Langganan:
Postingan (Atom)